Konsep dasar membaca 2

 gagasannya, dan dapat mengekspresikan dirinya. 


Kegagalan dalam penguasaan

ketermpilan ini akan mengakibatkan masalah yang fatal, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maupun untuk menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan.


Berkaitan dengan konsep dasar membaca, dalam unit ini Anda diajak memahami uraian materi mengenai:


. Hakikat Membaca


Tujuan Membaca


Fungsi Membaca


. Teori Membaca



A Hakikat Membaca



Orang mengartikan membaca secara beragam. 


Ada beberapa latar belakang yang menyebabkan terjadinya bermacam-macam definisi atau batasan membaca. 


Pertama, karena membaca itu rumit dan kompleks. Membaca dikatakan sebagai proses yang rumit karena melibatkan berbagai faktor baik faktor internal (intelegensi, motivasi, sikap, minat, kemampuan berbahasa, perhatian) maupun faktor eksternal (lingkungan, status sosial, pencahayaan, jenis bacaan, jenis kelamin, dan sebagainya). 


Membaca dikatakan sebagai suatu proses yang kompleks karena di antara faktor-faktor itu saling berkaitan membentuk suatu jaringan sedemikian rupa sehingga menunjang pemahaman suatu bacaan. 


Kedua, karena setiap orang dalam merumuskan definisi membaca berbeda dari segi: (1) tujuannya, (2) landasan teori yang digunakan, (3) memilih sasaran/pusat perhatian, dan (4) cara merumuskan. Dan ketiga, mengapa terjadi meragam definisi membaca adalah karena adanya berbagai penemuan baru dalam telaah membaca, sehingga konsep-

konsep lama bisa berubah atau berkembang Membaca merupakan suatu proses dinamis untuk merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis (Goodman 1996). 


Dalam pendekatan buttom-up, membaca sebagai proses dekoding berbagai simbol tertulis ke dalam berbagai ekuivalen pendengaran dalam bentuk linear (Nunan, 1999). Dengan demikian, dalam kegiatan membaca, pertama kali seseorang membedakan masing-masing huruf saat ditemukan, membunyikannya, mencocokkan simbol-simbol tertulis dengan ekuivalen-ekuivalen pendengaran, mencampurkannya untuk membentuk kata-kata, dan memperoleh makna. 


Oleh karena itu, menemukan makna sebuah kata merupakan langkah terakhir dalam proses itu. 


Dalam perkembangan studi membaca dikenal tiga pandangan tentang proses membaca. Pandangan pertama biasa disebut dengan pandangan kuno.


 Pandangan ini menganggap

membaca sebagai proses pengenalan simbol-simbol bunyi yang tercetak (Harris dalam Olson, 1982). Pandangan kedua, membaca sebagai suatu proses pengenalan simbol-simbol bunyi yang tercetak dan diikuti oleh pemahaman makna yang tersurat (Carrol dalam Olson, 1982).


 Pandangan ketiga disebut pandangan modern, membaca bukan sekadar pemahaman dan pengenalan simbol tercetak saja, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu

Tidak ada komentar: