Konsep dasar membaca

 KONSEP DASAR MEMBACA

شمند اجر الحيم

بشران

Selamat datang pada pembahasan materi konsep membaca! Pemahaman konsep

membaca menjadi penting bagi guru (dosen) dan siswa-siswi (mahasiswa dan

mahasiswi) karena banyak orang dalam praktik keseharian sulit sekali untuk memahami bacaan sekaligus bersikap kritis terhadap suatu bacaan. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. 


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS ALAlaq 1-5).

Perintah membaca ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Sasaran perintah membaca ini tentu tidak hanya ditujukan kepada- pribadi Nabi Muhammad SAW semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah, karena realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.


Perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang diberikan kepada umat manusia. Membaca merupakan jalan yang akan mengantarkan manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna. 


Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban yang mulia, yang sesuai dengan fitrah manusia. Allah SWT berfirman, "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS Al-Mujadalah: 11) Dengan demikian, membaca merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia. 

Tidaklah mengherankan jika membaca menjadi tuntunan pertama yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia. Namun, sangat disayangkan, mayoritas umat Islam yang terkait langsung dengan perintah ini masih rendah dalam

merealisasikannya. 


Secara umum hasil pendidikan kita dalam bidang membaca belum

memuaskan. 


Khusus di bidang membaca ini, International Educational Achievement (IEA)

melaporkan bahwa kemampuan membaca anak-anak SD Indonesia berada di urutan 38 dari 39 negara yang disurvei. 


Salah satu survei yang didanai Proyek Bank Dunia

menyebutkan bahwa sekitar 50% siswa SD kelas IV di enam provinsi daerah binaan

PEQIP (Primary Education Quality Improvement Project/Proyek Peningkatan Kualitas

Pendidikan Dasar) di Indonesia tidak bisa mengarang (Republika, 2 Maret 1999).

Keterampilan baca (dan tulis) merupakan modal utama bagi murid. Dengan bekal

kemampuan tersebut, siswa dapat mempelajari ilmu lain, dapat mengomunikasikan


Tidak ada komentar: