Sejarah Peradaban Islam

 


Sejarah Peradaban Islam

Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama.

Sejarah mempunyai arti dan memberi arti bahwa manusia bagaikan

dunia yang berputar di sekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis

dan dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan

penuntun. Alquran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai

tauladan (uswatun hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi

umat manusia dalam setiap tindakan maupun sikap. Ada kalanya

sejarah merupakan laporan, teguran yang lembut dan keras bagi umat

manusia yang membacanya; menjadi sesuatu yang mengecewakan

atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh karena itu, sejarah

hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang; apakah

sesuai atau tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang

pada sejarah. Sejarah Islam sangat erat dengan Islam sebagai agama

penuntun maupun petunjuk bagi umat Islam sehingga Islam dalam

sejarah memberikan arti lebih penting bahkan menentukan kehidu-

pan umat manusia. Peranan agama dalam kehidupan manusia mem-

punyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik kehidupan dunia

maupun akhirat. Oleh karena itu, sejarah Islam yang sebenarnya

berpangkal dan bersumber dari Alquran dan hadits. Karena din

mempunyai arti mendalam yang lebih daripada hanya yang dapat

dicakup dalam agama, igama, atau ugama (Amin, 2015:3). Dengan

demikian, pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah keterangan

mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari

satu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang.

Menurut Amin (2015: 4), dalam mengkaji sejarah, hendaknya

melakukan tiga langkah untuk mengembangkan peradaban Islam

dengan empat hal, yaitu sebagai berikut:

1) Konstruksi, artinya apakah sejarah yang berlaku dahulu yang

masih berkaitan disusun, dipahami, dihayati, dan dicerna.

2) Interpretasi, artinya sejarah yang berkaitan dengan yang masih

berlaku ini apakah masih dapat dijadikan pedoman dan apakah

masih perlu dikembangkan atau perlu dihilangkan.

3) Transformasi, artinya sejarah perlu ditransfer dan dikembangkan

agar mampu mengisi tuntutan globalisasi.

4) Rekontruksi, artinya melakukan kontruksi ulang secara runtu

dan sistematik agar ada keserasian dan kesesuaian dengan zama

Tidak ada komentar: